MENGIDENTIFIKASI
JENIS GULMA RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii YANG DI BUDIDAYAKAN DI PULAU TARAKAN KALIMANTAN UTARA
First A. Author
Anik
Suparmi,SMKN 3 Tarakan, Kota Tarakan
Abstract.
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui / mengidentifikasi jenis gulma penyaing rumput laut Kappaphycus Alvarezii yang dibudidayakan di Pulau Tarakan Kalimantan Utara. Penelitian ini bersifat deskriptif
eksploratif dengan metode survey lapangan dan teknik wawancara terhadap nelayan dan
pembidudaya rumput laut. Penelitian ini dilaksanakan di perairan sekitar Kelurahan Pantai Amal Kecamatan Tarakan Timur , Kota
Tarakan, Pulau Tarakan Provinsi Kalimantan Utara. Penelitian
dilakukan pada bulan Desember
2017 hingga Februari 2018, dengan
mengambil titik sampling tiga lokasi
yaitu :RT 4, RT 6, RT 14 yang merupakan perwakilan tempat penelitian . Alat yang
digunakan di dalam penelitian adalah:, alat tulis, buku kunci determinasi dan kamera . Setiap
lokasi disampling secara acak 20 bentangan rumput laut yang sedang dibudidayakan. Ditemukan empat jenis gulma yaitu Turbinaria Sp , Sargassum
sp, Gracilaria sp
dan lumut sutera ( Chaetomorpha sp). Keempat jenis gulma ini menyebar disemua
lokasi penelitian dengan jumlah yang bervariasi, kecuali Gracillaria sp hanya ditemukan pada lokasi RT4 Pada lokasi RT 4 jumlah terbanyak yang
ditemukan adalah Lumut Sutera dengan jumlah rata- rata 50
tallus perbentangan, menyusul Sargassum sp 5 tallus dan Turbinaria sp 4 tallus dan Gracilaria sp 3 tallus , demikian
pula pada lokasi RT 6 juga didominasi lumut sutera dengan
intesitas rata rata 40
tallus setiap bentangan, menyusul Sargassum sp dengan intensitas
rata-rata 6 pebentangan dan Turbinaria sp dengan intensitas
rata-rata 3 tallus perbentangan. Pada
Lokasi RT 14 masih tetap didominasi
oleh Lumut
sutra dengan intesitas rata-rata 5 tallus
perbentangan menyusul Sargasum sp rata – rata 3 tallus dan Turbinaria sp rata-rata 2 tallus
ditemukan pada setiap bentangan
Kata kunci : Gulma,
Kappaphycus alfarezii, Tarakan
This study
aims to identify / identify the type of weed seafater Kappaphycus Alvarezii seaweed cultivated on the island of Tarakan,
North Kalimantan. This research is descriptive explorative with field survey
method and interview technique to fisherman and seaweed farmer.
This research was conducted in the waters around the Amal Coastal Urban
District of Tarakan Timur, Tarakan City, Tarakan Island, North Kalimantan
Province. The study was conducted from December 2017 to February 2018, taking
sampling points of three locations: RT 4, RT 6, RT 14 which is representative
of the research site. The tools used in the research are: stationery, key book
determination and camera. Each location was randomly sampled 20 stretches of
seaweed being cultivated.Four types of weeds are Turbinaria Sp,
Sargassum sp, Gracilaria sp and silk lichen (Chaetomorpha
sp). These four types of weeds spread in all study sites with varying
amounts, except Gracillariasp found only in RT4 sites. In RT4 sites the highest number
found was silk lichen with an average of 50 tallus contrasts, following Sargassum sp 5 tallus and Turbinaria sp 4 tallus and Gracilaria
sp 3 tallus, as well as at location RT 6 is also dominated by silk moss
with an average intensity of 40 tallus per stretch, following Sargassum sp with an average intensity
of 6 contradicts and Turbinaria sp with an average intensity
of 3 tallus contrasts. In location RT 14 is still dominated by silk moss with
an average intensity of 5 tallus contrasts following Sargasum sp averaging 3 tallus and Turbinaria sp on average 2 tallus found on every stretch
Key word :Weeds , Kappaphycus
alfarezii, Tarakan
Introduction
Potensi rumput laut juga menjanjikan untuk dikembangkan. Sejak 2009 lalu,
nelayan di Kelurahan Pantai Amal Kecamatan Tarakan Timur menjadikan budidaya
rumput laut sebagai pekerjaan alternatif bagi keluarga nelayan di sepanjang
pesisir Pantai Amal. Tetapi para nelayan mulai menyadari rumput laut ternyata
lebih menguntungkan dan mudah untuk di budidayakan, sehingga para nelayan
banyak yang “banting setir” menjadi petani rumput laut. Rata-rata setiap
keluarga memiliki “kebun” rumput laut antara 1.000-10.000 tali dengan panjang
masing-masing tali sekitar 15 depa atau kira-kira setara dengan 15 meter.
Kualitas rumput laut di Pantai Amal memang tidak sebaik rumput laut asal Pulau
Sebatik Kabupaten Nunukan. Namun keberadaan budidaya rumput laut ini cukup
memberikan andil dalam peningkatan ekonomi mengingat harganya yang cukup stabil
dikisaran Rp.10.000-15.000 per kg. kering.
Pada tahun 2013, produksi rumput laut mencapai 5.000 ton rumput laut
kering. Melihat potensi rumput laut yang menjanjikan pemerintah kota tarakan
turut memberikan dukungan dengan melakukan program-program seperti penyuluhan,
pelatihan, dan juga bantuan dalam bentuk alat budidaya yang di berikan sesuai
permintaan para petani. Sehingga pada tahun 2014, produktivitas rumput laut
kota Tarakan meningkat menjadi 8.000 ton dan terus meningkat. Namun, dibalik
potensi tersebut petani rumput laut masih menghadapi tantangan klise, yaitu
masalah penanganan usai panen dalam hal proses penjemuran rumput laut yang
tidak maksimal akibat gangguan hama.
Sebenarnya produktivitas rumput laut pada tahun 2014 bisa lebih tinggi, hal
ini disebabkan adanya gangguan hama musiman yang terjadi pada bulan oktober
lalu yang merusak rumput laut sehingga membuat produksi rumput laut merosot.
Problem of Research
Apa saja jenis- jenis gulma yang ada pada budidaya
rumput laut Kappaphycus alvarezii yang
di budidayakan di Pulau Tarakan Kalimantan Utara, dan bagaimana
pula tingkat sebaran dari gulma tersebut.
Research Focus
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui / mengidentifikasi jenis gulma penyaing rumput laut Kappaphycus alvarezii yang dibudidayakan, dan jumlah sebaranya di Pulau Tarakan Kalimantan Utara,
Methodology of Research
General Background of Research
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini
adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang berusaha
menggambarkan atau melukiskan obyek yang diteliti berdasarkan fakta yang ada di
lapangan. Agar masalah lebih fokus maka dibatasi ruang lingkupnya hanya pada tanaman
selain Rumput Laut yang dibudidayakan, dengan fokus penelitian Petani Rumput
Laut di Kelurahan Pantai Amal Kecamatan Tarakan Timur Kota Tarakan. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan sumber data sebagai sumber memperoleh data
dalam penulisan penelitian ini.
Sample of Research
Penelitian ini dilaksanakan di perairan
sekitar Pulau Tarakan,tepatnya di
daerah Pantai Amal ,Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara. Penelitian
dilakukan pada bulan Desember
2017 hingga Februari 2018,
Dalam penelitian diambil lokasi 3 RT ( RT 4, RT 6, RT 14 ) Kelurahan Pantai Amal,
Kecamatan Tarakan Timur, Kota Tarakan, Kalimantan Utara,
![]() |
Gambar 1.Peta lokasi Penelitian
Instrument and Procedures
a.
Menentukan zona pengamatan
Daerah / lokasi pengamatan dilakukan di tiga lokasi yaitu: RT
04, RT 06 dan RT 14 ( Binalatung ), Kelurahan Pantai Amal, Kecamatan
Tarakan Timur, Kota Tarakan, Kalimantan
utara.
b.
Melakukan observasi di zona
pengamatan.
·
Observasi
dilakukan dengan teknik pengambilan
sampling lokasi pengamatan, teknik pengambilan titik sampling tiap lokasi
terdiri dari 20 tali bentang , dengan rata-rata umur tanaman budidaya sekitar
30 hari, dengan rata-rata 100 titik tiap bentang.
·
Tiap-tiap
RT di ambil titik sampling , dengan
pemilihan titik sampling di lakukan secara acak.
c.
Mendokumentasikan tumbuhan /
rumput laut yang ada selain dari tanaman budidaya yang ditemukan.
d.
Memasukkan data/ hasil pengamatan yang dilakukan ke dalam lembar observasi
e.
Melakukan identifikasi jenis-jenis
tumbuhan yang ditemukan dengan cara
menyamakan ciri- ciri dari tanaman yang ditemukan dengan buku kunci determinasi
.
f.
Menyusun klasifikasi jenis-jenis
tumbuhan yang didapatkan selama melakukan pengamatan selain tanaman budidaya
yaitu Kappaphycus Alvarezii.
Data Analysis
Penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan
data, yakni Penelitian Kepustakaan (Library research) dan Penelitian Lapangan
(Field work research).Dalam penelitian lapangan ini peneliti juga menggunakan
beberapa teknik antara lain Observasi, Wawancara, Dokumentasi.
Analisis data yang digunakan penulis dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Miles dan Huberman
(dalam Satori 2009:39-42) mengatakan bahwa analisis data kualitatif
terdiri dari empat komponen, yaitu Pengumpulan Data, penyederhanaan Data,
Penyajian Data, Penarikan Kesimpulan.
Results of Research
Berikut ini di sajikan data jenis-jenis
gulma/alga yang didapatkan selama melakukan pengamatan /penelitian.
Tabel 1. Data hasil pengamatan jenis-jenis gulma
pada budidaya rumput laut
Kappaphycus alvarezii
No
|
Nama Spesies
|
Gambar
|
% Sebaran
|
1.
|
Divisi : Phaenophyta
Class : Phaenophyceae
Ordo : Fucales
Familia : Sargassaceae
Genus : Turbinaria
Spesies : Turbinaria sp
|
![]() |
7,4
|
2.
|
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Phaeophyta
Kelas :
Phaeophyceae
Ordo :
Fucales
Famili : Sargassaceae
Genus :
Sargassum
Spesies : Sargassum sp
|
![]() |
11,5
|
3.
|
Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas :
Ulvophyceae
Ordo :
Cladophorales
Famili : Cladophoraceae
Genus :
Chaetomorpha
Spesies : Chaetomorpha sp
|
![]() |
78,5
|
Divisi : Rhodophyta
Class : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Familia : Gracilariaceae
Genus : Gracilaria
Spesies :
Gracilaria sp
|
![]() |
2,4
|
Grafik 1. Menyajikan data rata – rata
gulma per sampling ( per RT )
![](file:///C:\Users\LENOVO\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image012.gif)
Grafik 2. Menyajikan prosentase sebaran
gulma per jenis
![](file:///C:\Users\LENOVO\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image014.gif)
Chaetomorpha
sp mendapatkan peringkat pertama berdasarkan jumlah
atau prosentasenya sekitar 78,5 % dari total sebaran yang ada, karena hampir di
setiap tali bentang ditemukan adanya alga jenis ini. Hal ini mungkin terjadi karena kondisi
perairan kota tarakan sangat cocok untuk berkembang biaknya alga jenis ini.
Selain itu karena jumlah nya sangat banyak sehingga alga jenis ini dengan
sangat mudah menyebar ke tali- tali bentang rumput laut,atau substrat yang
lain. Mengingat sistem reproduksi dari alga ini bisa secara vegetatif dan
secara generatif dan di karenakan lingkunganyayang bagus untukpertumbuhan
menyebabkan alga jenis ini mudah menyebar.
Sargasum sp mendapatkan peringkat ke dua berdasarkan jumlah atau
prosentasenya yaitu sekitar 11,5 % , hal ini mungkin terjadi karena alga jenis ini sangat mudah untuk di siangi / di
ambil saat di lakukan pengontrolan. Karena jumlahnya sangat sedikit jadi alga
jenis ini tidak terlalu mengganggu perkembangan dari rumput laut yang
dibudidayakan.
Turbinaria sp mendapatkan peringkat ke tiga berdasarkan jumlah atau
prosentasenya yaitu sekitar 7,4 % dari
total sebaran, hal ini mungkin terjadi karena alga jenis ini sangat mudah untuk disiangi / diambil
saat di lakukan pengontrolan. Karena jumlahnya sangat sedikit jadi alga jenis
ini tidak terlalu mengganggu perkembangan dari rumput laut yang dibudidayakan.
Gracilaria sp mendapatkan peringkat ke empat berdasarkan jumlah atau
prosentasenya sekitar 2,4 %, Karena jumlahnya sangat sedikit jadi alga jenis
ini tidak terlalu mengganggu perkembangan darii rumput laut yang dibudidayakan
dan dari hasil pengamatan alga jenis ini hanya terdapat di lokasi RT 04.
Conclution
1.
Penelitian ini dilaksanakan di perairan
sekitar Kelurahan Pantai Amal Kecamatan Tarakan Timur ,Kota
Tarakan,
Pulau Tarakan Provinsi Kalimantan Utara. Penelitian
dilakukan pada bulan Desember 2017 hingga Februari 2018, dengan mengambil titik sampling tiga lokasi yaitu :RT 4, RT 6, RT 14
yang merupakan perwakilan tempat penelitian
.
2.
Pada penelitian ini ditemukan tiga jenis
gulma yang menempel
pada rumput laut yang dibudidayakan yaitu Turbinaria Sp , Sargassum sp , Gracilaria
sp dan lumut sutera ( Chaetomorpha sp). Ketiga jenis gulma ini
menyebar disemua likasi penelitian denga jumlah yang bervariasi. Pada lokasi RT 4 jumlah terbanyak yang
ditemukan adalah Lumut Sutera dengan jumlah rata- rata 50 tallus
perbentangan, menyusul Sargassum sp 5 tallus
dan Turbinaria sp 4 tallus dan Gracilaria
sp 3 tallus , demikian pula pada lokasi RT 6 juga didominasi
lumut sutera dengan intesitas rata rata 40 tallus setiap bentangan, menyusul Sargassum sp dengan intensitas rata-rata 6 pebentangan dan Turbinaria dengan
intensitas rata-rata 3 tallus perbentangan.
Pada Lokasi RT 14 masih tetap didominasi
oleh Lumut sutra dengan intesitas rata-rata 5 tallus perbentangan menyusul Sargasum sp rata – rata 3 tallus
dan Turbinaria sp rata-rata 2 tallus
ditemukan pada setiap bentangan
References
Atmadja. S.(1988) . Rumput Laut (Algae) Jenis,
Reproduksi, Produksi, Budidaya dan Pasca Panen. Proyek Studi Potensi Sumber
Daya Alam Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi. Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia
Baga I. (2010) Pengaruh Jarak Tanam dan Asal Bibit
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Karagenan Rumput Laut Kappaphycus
alvarezii . Desertasi. Program Pasca
Sarjana Universitas Pajajaran. Bandung
Edward
dan Tarigan, (1997) . Pengaruh Musim Terhadap Fluktuasi Kadar Fosfat dan
Nitrat Di Laut Banda
Hayashi L ,Gabriel S. M. Faria dan Beatriz G. Nunes,2010a. Effects of salinity on the Growth Rate,
Carrgeenan yield, and cellular structure of Kappaphycus
alvarezii. Universidade Federal de Santa Catarina (UFSC), Journal Appl
Phycol.DOI 10.1007/s10811-010-9595-6
Mulyaningrum.S.R.H, P.R. Pong-Masak, E.Suryati and Rosmiati. (2009). Fluctuation
Of Carageenan Content by Cultivation Age on Six Seaweed Variant Kappaphycus
alvarezii At Polewali Waters West Sulawesi
Norambuena F., Hermon K.,
Skrzypczyk V., Emery J. A., Sharon Y., Beard A., Turchini G.
M., 2015 Algae in fish feed:
performances and fatty acid metabolism in juvenile
Atlantic salmon.
PLoS ONE 10(4):0124042.
Nursidi, Ali S. A., Anshary H., Tahya A. M., 2017
Environmental parameters and specific
growth of Kappaphycus alvarezii in
Saugi Island, South Sulawesi Province,
Indonesia. AACL Bioflux
10(4):698-702.
Patajai ,R.S.(2007). Pertumbuhan, Produksi dan
Kualitas Rumput Laut Kappaphycus alvarezi(Doty)
pada Berbagai Habitat Budidaya yang Bebeda. Disertasi Program Pascasarjana
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Sediadi A dan U. Budihardjo. (2000) . Rumput
laut. Pusat Dokumentasi dan Informasi
Ilmiah. LIPI, Jakarta
Steel,R.G.D dan
J.H.Torrie (1995). Prinsip dan Prosedur Statistik Suatu Pendekatan
Biometrik. Edisi Kedua Penerbit. PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta
Yuan (1990). Cultivation of Temperate Seaween Asia Fasific
Region. Tecnical Region Paper on the
Culture and Utilization Seaweed Volume II.
Network Of Acuaculture in Asia. Thailand
Biologi,
Guru, SMK Negeri 3 Tarakan, Tarakan,Kalimantan Utara
E-mail: diajeng.anik77@gmail.com
|
Acknowledgements\
Terimakasih kepada yang
terhormat,Pemerintah Kota Tarakan, Bapak Camat tarakan timur, Bapak Lurah
Pantai Amal, Bapak Kepala SMK N 3 Tarakan ( Drs.Sriyono ), Ketua RT 4, RT 6 dan
RT 14, masyarakat di pantai Amal, Rekan – rekan yang telah membantu sehingga
penelitian ini bisa selesai tepat waktu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar